Gadis Pembasmi Siluman
Namaku Andromeda, seorang gadis remaja biasa, sama seperti kalian. Memakai seragam sekolah putih abu, menggendong tas ransel sambil menggenggam ponsel. Namun bedanya, aku tak akan pernah lulus dari
Namaku Andromeda, seorang gadis remaja biasa, sama seperti kalian. Memakai seragam sekolah putih abu, menggendong tas ransel sambil menggenggam ponsel. Namun bedanya, aku tak akan pernah lulus dari
“Jangan coba-coba melewati terowongan tua.” Begitulah pesan para orang tua di desa kami. Tidak tahu dari mana asalnya atau apa sebabnya, larangan itu selalu disampaikan dari
Mentari pagi bersinar dengan begitu cerahnya, seakan ikut merayakan hati Rama yang tengah bahagia. Sejak subuh tadi Rama sudah bangun, kemudian mengaji sampai fajar
"Besok Minggu jangan sampai nggak datang ya, kangen nih pengen ketemuan." "Ah, paling kamu nggak datang lagi, males!" "Aku pasti datang, Hanum, percaya
Malam itu, Sawening duduk membisu sambil menyembunyikan wajahnya dari kemarahan Pak Broto, sang ayah. Dadanya bergedup kencang. Air mata tertahan. "Pokoknya bapak ndak setuju
Radit terpaku sendiri, hari ini tepat setahun kepergian Ayah. Tapi sepi menggelayuti hati, terkenang saat-saat indah bersama orang tua tunggal yang bersusah payah membesarkan Radit dan Iftha. Beliau
Setiap kali menatap pantulan diri di cermin, Lidia selalu bertanya-tanya sendiri. Apakah aku bukan manusia? Ia kembali mengenang sorot mata dari teman sekelas, atau siswa/i lain saat melintas